Ini Kata Psikolog Sempat Dicibir karena Melahirkan secara Caesar VIRAL Wanita Alami Baby Blues

Kisah seorang wanita yang mengalami babyblues viral di media sosial. Wanita tersebut diketahui sempat mendapat banyak cibiran dari keluarga dan lingkungannya lantaran melahirkan secara caesar. Dalam cerita yang beredar, suami dari wanita tersebut menceritakan, sejumlah anggota keluarganya melontarkan komentar komentar negatif pada sang istri setelah melahirkan.

"Bukannya memberi support, tapi istri disambut dengan 'kenapa kok secar? Ga kuat ngeden? Jarang gerak? Kurang iman' dan lain sebagainya, oleh Ibu saya bahkan oleh ibu mertua saya," kisah sang suami dalam unggahan yang beredar. Kisah tersebut sontak mengundang perhatian warganet dan menjadi viral di berbagai akun media sosial. Diketahui, kisah itu awalnya diunggah olehakun Facebook Nidta Jameelah pada 28 Februari 2019 lalu.

Namun, belum diketahui secara pasti mengenai kebenaran kejadian dalam kisah viral tersebut. Terlepas dari itu, Psikolog klinis dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Uun Zulfiana, S.Psi., M.Psi., menyampaikan tanggapannya mengenai kondisi yang dialami wanita dalam kisah viral yang beredar. Menurut Uun, kejadian dalam cerita tersebut memang marak terjadi.

Uun menyebutkan, di masyarakat kita, wanita yang melahirkan secara caesar memang masih sering kali mendapat komentar negatif dari lingkungannya. Uun menerangkan, kondisi baby blues ditandai oleh gejala gejala seperti sulit tidur, sulit berkonsentrasi, mudah putus asa, mudah menangis, tidak nafsu makan, dan gejala gejala depresi seperti pada umumnya. Namun, yang membedakan baby blues dengan depresi yaitu durasinya.

Menurut Uun, fase baby blues terjadi kurang dari dua minggu saja. "Sebenarnya, kalau di pandangan psikolog, tidak cukup mengkhawatirkan jika itu hanya berlangsung kurang dari dua minggu, itu sangat normal." "Ya sama halnya kayak kita harus beradaptasi dengan kondisi baru, yang tadinya mungkin hidupnya cuma berdua dengan suami kemudian lahir anak artinya kan dia punya tanggung jawab, kekhawatiran kekhawatiran, yang akhirnya membuat hal tersebut terjadi," jelas Uun.

Namun, Uun mengatakan, baby blues bisa berlanjut apabila tidak mendapat penanganan yang tepat. Menurut Uun, jika baby blues berlanjut hingga 3 sampai 6 bulan maka artinya telah masuk ke fase Pospartum Depression. Tentunya, fase Pospartum Depression tersebut akan lebih mengkhawatirkan.

Belajar dari kisah tersebut, Uun menyampaikan pesan bahwa dukungan keluarga sangatlah penting untuk mencegah terjadinya baby blues. Terlebih, bagi ibu yang baru pertama kali melahirkan. "Support keluarga itu penting bagi ibu yang baru melahirkan untuk anak pertama, sangat rentan untuk mengalami baby blues," kata Uun.

"Jadi support keluarga seperti membantu memandikan anak, hal hal kecil itulah yang perlu dibantu keluarga. Selain mungkin bantuan berbentuk fisik maupun psikologis." "Artinya juga menyiapkan psikologis ibu ini bahwa dia punya tanggung jawab tapi dia tidak sendirian, bahwa keluarga tetap support dia," sambungnya. Sebelumnya, kisah seorang wanita yang mengalami baby blues lantaran tertekan oleh cibiran orang orang di sekitarnya viral di media sosial.

Menurut informasi yang beredar, wanita tersebut mendapat banyak komentar negatif dari keluarga dan lingkungannya lantaran dirinya melahirkan secara caesar. Diduga, cerita tersebut terjadi di Jember, Jawa Timur. Kisah tersebut awalnya ditulis oleh akun Facebook Nidta Jameelah pada 28 Februari 2019 lalu.

Nidta menceritakan, ia dan sang suami sempat bertemu dengan seorang driver taksi online yang bercerita mengenai istrinya. Driver tersebut mengaku telah keluar dari pekerjaannya demi dapat menemani sang istri yang ia sebut mengalami baby blues pasca melahirkan sang anak. Menurut kisah sang suami, wanita tersebut mendapat cibiran lantaran melahirkan secara caesar.

Padahal, menurut sang suami, istrinya melahirkan caesar karena kondisinyasudah mendesak untuk segera dilakukan operasi caesar. "Gara gara lahiran secar itu, Mas. Sama ibu saya, mbak mbak saya, tetangga, ipar ipar itu gak disupport malah dicelatu karena gak bisa lahiran normal.

Laki laki tersebut melanjutkan, anggota keluarga dan orang orang sekitar yang menjenguk istrinya justru melontarkan kalimat kalimat yang merendahkan. Wanita tersebut pun menangis sesenggukan setelah mendengar kalimat kalimat negatif yang didapat. Setelah pulang dari rumah sakit, wanita tersebutmengurus anaknyadengan didampingi ibu mertuanya.

Dari hari ke hari, sang suami merasa istrinya sering terlihat melamun dan tiba tiba menangis. Puncaknya, ia menambahkan, istrinya sempat mengamuk hingga membanting anaknya di kasur lantaran menangis tengah malam. Saat itu, anaknya baru berusia 1,5 bulan.

Mereka pun kemudian bertengkar dan sang istri memutuskan tidak mau lagi memberikan ASI nya untuk sang anak. Seiring berjalannya waktu, laki laki tersebut mulai merasa sang istri semaki stres berat. "Sampai lama lama istri saya jadi tambah parah level stressnya. Saya googling, tanya sana sini, kok katanya suruh bawa ke poli jiwa," ujar sang suami.

Dari situlah, sang suami mulai mengetahui bahwa istrinya mengalami baby blues. Menurutnya, dokter menyebutkan bahwa istrinya seringkali mendapat komentar yang menyakitkan dan cenderung menyalahkan dari mertuanya selama di rumah. "Mendengar itu, saya memutuskan resign. Ibu saya, saya larang ketemu istri.

Akhirnya setelah terapi hampir 8 bulanan istri saya ada kemajuan, Mas. Masih sering 'ndomblong' tapi sudah ga menyakiti diri dan anak," jelasnya. Kisah yang dibagikan oleh akun Facebook Nidta Jameelah tersebut membuat para warganet tersentuh. Unggahan itu pun kembali viral saat diunggah ulang oleh akun Instagram @mak_inpoh, Minggu (20/9/2020).

Hingga Senin (21/9/2020) malam, unggahan tersebut telah disukai lebih dari 7.000 orang.

Leave a Reply

Your email address will not be published.