Berikut deretan kabar terpopuler bisnis di Indonesia selama 24 jam terakhir. Sempat menguat dalam empat hari, kurs rupiah melemah pada Jumat, (10/7/2020). Kurs rupiah spot ditutup pada Rp 14.435 per dolar Amerika Serikat (AS).
Selain itu, harga emas juga turun menjadi menjadi Rp 937.000 per gram per Jumat, (10/7/2020). Berikut update harga hewan kurban Idul Adha 2020, mulai dari sapi, kambing, hingga domba. Per Jumat, (10/7/2020) rupiah melemah 0,28%.
Kurs rupiah spot ditutup pada Rp 14.435 per dolar Amerika Serikat (AS). Dalam sepekan, kurs rupiah masih menguat 0,61% dari posisi Rp 14.523 per dolar AS pada Jumat (3/7). Meski melewati Rp 14.500 lagi, kurs rupiah masih tercatat menguat 0,45% ketimbang pekan lalu yang masih ada di Rp 14.566 per dolar AS.
Pelemahan kurs rupiah hari ini beriringan dengan pelemahan mayoritas mata uang asia di tengah kenaikan kasus baru virus corona secara global. "Secara umum, seluruh mata uang Asia lebih defensif yang masuk akal terjadi setelah reli sepekan," kata Stephen Chiu, Asia FX & rates strategist Bloomberg Intelligence. Pada Jumat, (10/7/2020), harga emas Antam menjadi Rp 937.000 per gram.
Penurunan harga emas sebanyak Rp 3.000 per gram dari hari sebelumnya. Sementara untuk harga buyback emas atau harga yang didapatkan ketika pemegang emas Antam ingin menjualnya, juga mengalami penurunan. Penurunan harga buyback emas menjadi Rp 835.000 per gram atau turun Rp 3.000 per gram.
Simak daftar harga hewan kurban Idul Adha 2020. Idul Adha tahun 2020 diperkirakan jatuh pada Jumat 31 Juli. Diketahui, pihak Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI) belum secara resmi menetapkannya.
Namun, umat Muslim sudah mulai mempersiapkan kurban terbaiknya, jauh sebelum hari perayaan. Mulai dari hewan kurban kambing, sapi, domba hingga lainnya, umat Muslim mulai menilik harga harga pasarannya saat ini sebagai pertimbangan Berikut daftar harga hewan kurban yang dirangkum dari Tokopedia, rumahzakat.org, Global Qurban, dan Rumah Dhuafa.
Akibat pandemi virus corona, Ketua Badan Perfilman Indonesia (BPI) Chand Parwez mengungkap pendapatan sektor perfilman hilang Rp 1,2 triliun. "Diprediksi tahun ini ada 60 juta penonton, bayangkan kalau tiketnya rata rata Rp 50 ribu, ada sekitar Rp 3 triliun pendapatan. Itu kurang lebih hanya 125 judul," kata Chand saat konfrensi pers daring di Jakarta, Jumat (10/7/2020). Namun, pandemi Covid 19 membuat 50 judul film tidak bisa tayang atau 40 persen dari proyeksi tahun ini.
"Totalnya kita sudah hilang (pendapatan) Rp 1,2 triliun," ucap Chand. BPI menekankan pembukaan kembali bioskop harus segera dilakukan karena akan semakin besar potensial loss ke depan. Dengan pembukaan hiburan dan rekreasi di bioskop melalui penerapan protokol kesehatan yang sangat ketat akan memutar ekonomi produksi perfilman.
"Kalau kita tidak mulai lagi, berarti akan hilang lagi sekitar Rp 1,2 triliun," paparnya.